Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 12 November 2019

Home » » Cerita Seks Online Pegawai Salon Yang Montok Menyukaiku

Cerita Seks Online Pegawai Salon Yang Montok Menyukaiku

Cerita Seks Online Pegawai Salon Yang Montok Menyukaiku



Sebut saja namaku Reza, Aku ialah seorang Pria single/bujang, Disini saya akan mengisahkan Cerita sex-ku yang paling menarik. Cerita ini berawal dari anjuran seorang temanku untuk pangkas rambut di suatu salon. Yang letaknya di dekat Universitas ternama di Jakarta pada mula bulan oktober lalu. Dari anjuran temanku tersebut kini aku-pun tahu bahwa seluruh wanita yang bekerja di salon itu dapat dikencani.

Pada masa-masa tepatnya pada hari akhir pekan, kami sepakat guna ketemuan di salon X tersebut pada pukul 01:00 siang. Saat tersebut aku-pun segera bergegas pergi ke salon tersebut bermaksud guna memangkas rambutku. Setelah sejumlah waktu, akhrnya aku-pun hingga disalon itu. Saat tersebut aku menyaksikan jam tanganku menunjukan pukul 1 tidak cukup 5 menit. Dan saat tersebut juga aku menyimpulkan untuk masuk kesalon itu.

Sewajarnya salon, saat tersebut suasana di salon tersebut terasa normal sekali dan tidak tidak ada urusan yang aneh sedikit-pun. Ketika aku masuk, saat tersebut aku-pun mengarah ke pada receptionis. Disana aku-pun menuliskan bahwa aku berniat guna pangkas rambut. Dari balik meja receptionis tersebut seorang perempuan cantik berbicara padaku. Supaya aku menantikan sejenak sebab saat tersebut pekerja salon sedang sibuk melayani semua pelangganya.

Saat tersebut sembari menantikan antrian, aku-pun mengupayakan untuk melihat-lihat keadaan salon tersebut. Dan sembari menggali temanku yang sebelumnya telah berjanjian denganku. Namun saat tersebut temanku tidak ada. Kuakui bahwa nyaris semua perempuan yang bekerja di salon ini rata-rata cantik, putih dan memiliki body yang sexy. Ditambah lagi rata-rata mereka tetap muda, bila aku perkirakan umurnya selama 20-27 tahun.

Melihat semua wanita salon tersebut aku jadi terkenang dengan omongan temanku, bahwa semua wanita salon ini dapat diajak kencan. Berhubung aku aku baru kesatu kali ke salon tersebut ragu. Sebab salon tersebut benar-benar laksana salon biasa tidak nampak andai ada ++ nya. Kira-kira setelah sejumlah waktu aku menungguantrian, pada kesudahannya aku mendapat gilirianku. Saat tersebut reception berbicara bahwa kini giliranku guna pangkas rambut.

Receptionis tersebut saat tersebut menunjuk kekursi yang kosong dan aku bergegas mengarah ke ke kursi itu. Lantas setelah aku duduk, tidak lama lantas seorang perempuan salon yang muda nan cantik datang kearahku dan memegang rambutku. “ Mau model apa Mas, potong rambutnya ?, ” tanyanya padaku.
“ Eummm apa yah Mba’, apa aja deh Mba” yang penting rapi, ” ucapku sekena-nya.

Lalu layaknya di salon pada umumnya, aku-pun lantas diberi penutup badan untuk supaya rambut yang dipangkas tidak tentang bajuku. Pada tadinya suasana terasa kaku, tetapi saat tersebut aku mengupayakan untuk mengencerkan suasana supaya terasa relax,“ Ngomong-ngomong, udah berapa lama Mba’ kerja di sini?, ” tanyaku basa-basi.
“ Baru kog Mas, baru 5 bulan, ngomong-ngomong Mas baru kesatu kali ya cukur di sini?, ” ucapnya sembari memangkas rambutku.

“ Iya nih Mba’, kebetulan saya kemarin lewat dan menyaksikan ada salon. Ya udah deh kesudahannya saya inginkan coba cukur di sini. Lagian saya pun lagi janjian sama temen buwat ketemu disini Mba’. Eh… justeru sampai kini belum datang pun ?, ” jawabku.

“ Ouhhh… ” jawabnya singkat dan berkesan cuek.
Tidak lama setelah tersebut pada kesudahannya temanku-pun datang juga,
Broooo panggil temanku padaku.
“ Lama banget sih loe, kemana aja loe ?, ” tanyaku.

“ Sory bray, tadi di jalan macet, yaudah gue pangkas rambut dulu yah bray… ” jawabnya seraya berlalu.

Temanku-pun selesai begitu saja. Saat itu-pun pangkas rambut sembari mengobrol. Singkat kisah dari obrolan-obrolan tersebut kami-pun mulai relax. Dari obrolan kami, aku memahami bahwa dia mempunyai nama Hendrika, dan dia berusia baru berusia 21 tahun. Hendrika bermukim di kost-kostsan sekitar salon itu. Kini akupun telah selesai, lantas aku-pun menyerahkan tips sekedarnya. Sembari aku menanyakan apakah dia inginkan aku ajak keluar.

Saat tersebut Hendrika-pun mengamini dan dia mencatat nomor handphone-nya pada selembar kertas kecil. Setelah selsai aku tidak kembali begitu saja, saat tersebut aku masih menunggu Roni temanku tadi. Sembari menantikan Roni, aku-pun membual dengan Hendrika, saat tersebut aku sempat diperkenalkan oleh sejumlah teman-temanya. Teman Hendrika pun memang cantik, tetapi menurutku Hendrika-lah yang sangat cantik.
Singkat kisah pada kesudahannya kami-pun ketemuan pada hari Senin di lokasi yang telah kami sepakati sebelumnya. Setelah santap siang, kami nonton bioskop.Saat tersebut Hendrika tampak cantik sekali seperti anak Dalam hati aku berkata, cantik sekali Hendrika hari ini. Saat itu Hendrika memakai pakaian yang seksi dengan belahan dada yang terlihat. Kami serius mengikuti alur kisah film itu, sampai akhirnya semua pemirsa dikagetkan oleh sebuah adegan cerita seks .

Hendrika terlihat kaget, tampak dari bergetarnya tubuh dia. Entah terdapat setan apa, secara reflek aku memegang tangan kanannya. Cukup lama kugenggam tangannya yang mulus. Singkat cerita, aku mengirimkan dia kembali ke kostnya. Di tengah jalan Hendrika memohon kepadaku untuk tidak langsung kembali tapi putar-putar dulu. Kukabulkan permintaannya sebab aku sendiri sedang bebas.

Lalu aku menyimpulkan untuk naik tol dan putar-putar kota Jakarta. Sambil merasakan musik, kami saling berdiam diri, sampai akhirnya Hendrika mengatakan.
“ Eummm… Reza, aku inginkan ngomong sesuatu sama kamu, memang seluruh ini terlampau cepat. Namun aku mesti menyatakannya kali ini ke kamu, Eeee… aku suka sama anda Reza… ” ucapnya lirih.

Saat tersebut aku merasa laksana tersambar petir mendengar ucapnya itu, dan secara refleks aku-pun menengok kearah-nya. Ketika tersebut nampaknya raut mukanya paling serius dengan apa yang barusan dia katakan sembari matanya menatap tajam padaku,
“ Apa anda sudah yakin dengan omonganmu yang barusan, Hendrika?, ” tanyaku seraya kembali fokus ke jalan.

“ Aku nggak tau kenapa, aku merasa bila kamu itu lain sama cowok-cowok yang pernah aku kenal sebelumnya. Kamu tersebut baik, dan kayaknya kamu tersebut care banget sama cewek. Aku nggak mau bila setelah aku kembali ini, anda nggak dapat ketemu lagi, Reza. Aku nggak inginkan kehilangan kamu, ” ucap-nya panjang lebar.

“ Eummm… bila aku boleh jujur sih, aku pun suka sama kamu, Hendrika… tapi tahapan baiknya andai kita saling mengenal lebih dalam lagi baru nanti anda pacaran?, ” jawabku tegas.
“ Baiklah kalau tersebut mau anda Reza, Eummm… aku boleh cium anda nggak. Ini bukti bahwa aku nggak main-main sama omonganku yang barusan Reza ?, ” ucapnya dengan wajah serius.

Wah rasanya laksana mau mati, jantungku inginkan copot, nafas jadi sesak. Edan ini anak, laksana benar-benar! Sekali lagi, aku menengok ke kiri menyaksikan wajahnya yang bulat. Dengan bola mata yang berwarna coklat, dia menatapku tajam dan serius sekali.

“ Emmm… Sekarang Hendrika ?, ” tanyaku seraya menatapnya.
Saat tersebut dia melulu menganguk dan,
“ Okey, sekarang anda boleh cium aku, ” ucapku sembari pulang ke jalanan.

Beberapa detik lantas Hendrika-pun beranjak dari lokasi duduknya dan memungut posisi guna memberi suatu cium di pipi kiriku. Diberilah suatu ciuman di pipi kiriku seraya memeluk. Lama sekali dia menghirup dan ditempelkannya buah dada-nya di lengan kiriku. Beuhhh, lunak sekali kawan, mak nyosss. Buah dada-nya yang cerita seks lumayan menantang tersebut sedang mengurangi lengan kiriku. Edan, enak sekali, aku jadi sangek gilak.

Sebagai laki-laki normal secara otomatis batang kejantananku juga menegang. Dengan pelan sekali, Hendrika berbisik,
Reza aku suka sma kamu, ucapnya sambil menempelkan toketnya ke lenganku. Konsentrasiku buyar, kelihatannya aku benar-benar telah horny dengan perlakuan Hendrika. Dan sejumlah kendaraan yang melaluiku menyaksikan ke arahku menjebol kaca filmku yang melulu 40%. Lalu,

“ Kamu horny ya, Reza?, ” ucapnya lirih.
Saat tersebut aku tidak menjawab, dan tangan kirinya saat tersebut mulai meraba tubuhku dan menuju bawah, saat tersebut aku telah benar-benar horny. Sekali lagi Hendrika berbisik,
“ Reza, aku tahu anda horny, boleh nggak aku lihat punya anda ? emmm… punya anda besar yah!, ” ucapnya.

Saat tersebut aku melulu mengangguk saja, kesudahannya dibukalah celana panjangku dengan tangan kirinya. Laksana dia agak kendala pada saat hendak membuka ikat pinggangku karena dia melulu menggunakan satu tangan. Aku tolong dia membuka ikat pinggang setelah tersebut aku pulang memegang setir mobil. Dielus-elus batang kejantananku yang telah keras dari luar. Tidak lama lantas ditelusupkan telapak kirinya ke dalam dan digenggamlah kejantananku.
“ Oughhhhh… ” desahku pelan.

Sedikit demi tidak banyak wajahnya bergerak. Pertama, ia cium bibirku dari sebelah kiri kemudian turun ke bawah. Lalu dia-pun menghirup leherku, saat tersebut dia sempat berhenti di unsur dadaku, barangkali dia menikmati wewangian parfumku. Lalu dia-pun semakin turun ke bawah. Beberapa kali Hendrika mengerjakan gerakan mengocok kejantananku. Pertama-tama dijilatinya pangkal batang kejantananku lalu beralih naik ke atas.

Kini ujung lidahnya telah berada pada unsur buah zakarku. Salah satu tangannya menyelinap salah satu belahan pantatku, menyentuh anusku, dan merabanya. Hendrika melanjutkan perjalanan lidahnya, naik semakin ke atas, perlahan-lahan. Setiap gerakan hampir dalam sejumlah detik, teramat perlahan. Melewati unsur tengah, naik lagi. Ke unsur leher batangku. Kedua tanganku tak kusadari sudah memegang erat setir mobil. Ujung lidahnya naik lebih ke atas lagi.

Pelan-pelan masing-masing jilatannya kurasakan laksana kenikmatan yang tak pernah usai, begitu nikmat, begitu perlahan. Setiap kali kutundukkan wajahku menyaksikan apa yang dilakukannya setiap kali tersebut pula. Kulihat Hendrika masih tetap menjilati kejantananku dengan sarat nafsu. Sesaat Hendrika kulihat melepas tangannya dari kejantananku dan menyibakkan rambutnya ke samping. Kini jemarinya kembali unik bagian bawah batang kejantananku dan memiringkan kepalanya.

Hendrika mulai menurunkan kepalanya menuju kepala kontolku. Dan sekarang mulailah merekahkan kedua bibirnya dengan perlahan kemudian dia mulai memasukkan kepala kejantananku. Ke dalam mulutnya tanpa tersentuh sedikitpun oleh giginya. Kemudian dia-pun mulai menggerakan secara perlahan semakin jauh sampai di unsur tengah batang kejantananku. Saat itulah kurasakan cerita seks kepala kejantananku menyentuh unsur lidahnya.

Tubuhku bergetar sesaat dan tersiar suara khas dari mulut Hendrika. Kedua bibirnya sesaat lantas merapat. Kurasakan kehangatan yang spektakuler nikmatnya menyiram sekujur tubuhku. Perlahan-lahan lantas kepala Hendrika mulai naik. Bersamaan dengan tersebut pula kurasakan tangannya unik turun unsur bawah batang tubuh kejantananku. Sampai ketika bibir dan lidahnya menjangkau di unsur kepala, kurasakan unsur kepala tersebut semakin sensitif.

Begitu nikmatnya sepongan dari mulut Hendrika begitu merasuk dan menggelitik semua urat-urat syaraf yang terdapat di sana. Kuraba punggungnya dengan tangan kiriku, kuelus dengan lembut lalu menuju bawah. Kudapatkan buah dada sebelah kanan, aku buka telapak tanganku mengikuti format buah dada-nya yang bulat, lantas aku meremas-nya dengan lembut.

Lalu aku buka satu persatu kancing rompinya, dan pulang aku membuka telapak tangan mengikuti bentuk buah dada-nya. Sambil dihisap oleh Hendrika diarahkannya tanganku menuju toketnya. Dibali bajunya yang ketat ku remes remas kedua toketnya yang kenyal.

Kemudian aku-pun mulai meremas satu persatu buah dada-nya seraya mendesah merasakan kuluman pada kejantananku. Kuremas agak powerful dan Hendrika juga berhenti mengkulum sekian detik lamanya. Kuelus-elus kulit dadanya yang agak menyembul dari BRA-nya dengan sesekali menyelipkan di antara jariku salah satu buah dada-nya yang kenyal,
“ Sssssss… Aghhhhh…. ” desahku nikmatku merasakn kuluman Hendrika yang kian cepat.

Aku turunkan BRA-nya yang menutupi buah dada sebelah kanan, aku bisa meraih putingnya yang telah mengeras. Kupilin dengan lembut,
Oughhhhh Hmmmmmm Pop bunyi lepasan sepongan dari kontolku.

Menjilat, menghisap, naik turun. Ia begitu menikmatinya. Begitu seterusnya berulang-ulang. Aku tak dapat lagi menyaksikan ke bawah. Tubuhku semakin lama semakin melengkung ke belakang kepalaku telah terdongak ke atas. Kupejamkan mataku. Hendrika begitu spektakuler melakukannya. Tak sekalipun kurasakan giginya menyentuh kulit kejantananku. Gila, belum pernah aku dihisap laksana cerita seks ini, pikirku.

Pikiranku telah melayang-layang jauh entah ke mana. Tak kusadari lagi sekelilingku oleh gelombang kesenangan yang mendera semua urat syaraf di tubuhku yang semakin tinggi. Aku berhenti sejenak meraba buah dada-nya. Kutengok ke bawah, tangan kanannya menggenggam dengan erat serupa di unsur leher batang kejantananku, dan dia tampak tersenyum kepadaku.

“ Kamu spektakuler Hendrika… Oughhhhh… ” bisikku seraya menggeleng-gelengkan kepala terkagum-kagum oleh kehebatannya.
Saaat tersebut Hendrika melulu tersenyum manis dan berkesan manja,
“ Hendrika, dapat keluar aku bila kamu kayak gini terus, ” bisikku lagi merasakan cengkeraman tangannya yang tak kunjung mengendur pada kejantananku. Hendrika melulu tersenyum.

“ Kalau anda udah pengen keluar, keluarin aja, nggak usah ditahan-tahan, ” jawabnya.
Lalu setelah tersebut Hendrika menjulurkan lidahnya terbit dan tentang ujung batang kejantananku. Rupanya dia memahami aku sedang berusaha untuk menyangga orgasme-ku,
Uhhhhhhh desahku karena rasa nikmat cerita seks dan ngilu yang di berikan Hendrika.

Sungguh nikmat kurasakan dimana Hendrika semakin mempercepat gerakan naik turun kepalanya. Kedua tangannya tak henti-henti meraba dadaku. Terkadang dia memilin kedua puting susuku dengan jarinya. Terkadang dia pun melepaskan kuluman untuk mengambil nafas sejenak kemudian melanjutkannya lagi. Semakin lama gerakannya kian cepat. Aku sudah berjuang semaksimal untuk menyangga orgasme.

Saat tersebut aku memindahkan perhatianku dari buah dada-nya. Aku meraba ke arah bawah. Kubuka kancing celananya. Agak lama kucoba membuka dan kesudahannya terlepas juga. Pelan-pelan kuselipkan tangan kiriku di balik celana dalamnya. Aku bisa rasakan rambut kewanitaan-nya tipis. Mungkin dipelihara, pikirku dalam hati. Kuteruskan agak ke bawah. Hendrika mengolah posisinya, dengan merenggangkan kedua kakinya.

Hal ini memudah aku bisa menyentuh kewanitaan-nya. Beberapa ketika telunjukku bermain-main di unsur atas kewanitaan-nya. Aku naik-turunkan jari telunjukku. 5, nikmat sekali rasanya, pikirku. Sesekali kumasukkan telunjukku ke dalam liang senggama-nya. Mulailah aku menjelajahi masing-masing sudut liang senggama Hendrika. Aku temukan suatu kelentit di dalamnya, kemudian aku umainkan clitoris tersebut dengan telunjukku.

Oughhhhh, pegal pun rasanya tangan kiriku. Sejenak kukeluarkan jariku dari dalam. Lalu aku merasakan setiap kuluman Hendrika. Rasanya sudah sejumlah tetes air maniku keluar. Aku benar-benar diciptakan mabuk kepayang olehnya. Kembali kukobel cerita seks lubang memeknya dengan kedua jariku. Pada saat aku memasukkan kedua jariku, Hendrika terlihat melengkuh dan mendesah pelan.

Semakin lama semakin cepat aku mengeluar-masukkan kedua jariku di liang senggama-nya dan Hendrika. Hingga beberapa kali ia menghentikan kuluman pada batang kejantananku seraya tetap memegang batang kejantananku. Entah telah berapa orang yang melihat pekerjaan kami terutama semua supir atau kenek truk. Yang kami lewati, tetapi aku tidak peduli. Kenikmatan yang kurasakan saat tersebut benar-benar membiusku sampai-sampai aku telah melupakan segala sesuatu.

Saat tersebut Hendrika pulang menjilat, menghisap dan mengkulum batang kejantananku dan entah telah berapa lama kami mengerjakan ini. Kutundukkan kepalaku untuk menyaksikan yang sedang digarap Hendrika pada kejantananku. Kali ini Hendrika mengerjakan dengan sarat kelembutan, ia julurkan lidahnya sampai mengenai ujung kepala kejantananku lagi. Ia memutar-mutarkan lidahnya tepat di ujung lubang kejantananku.

Sungguh dashyat kesenangan yang kurasakan. Beberapa kali tubuhku bergetar tetapi ia tetap pada sikapnya. Sesekali ia masukkan seluruh batang kejantananku di dalam mulutnya dan ia mainkan lidahnya di dalam.

“ Oughhhhh.. Hendrika… nikmat… Sssss… Aghhh… ” desahku sambil mencungkil tangan kiriku dari liang senggama-nya.
Saat tersebut aku memegang kepalanya mengekor gerakan naik turun, lalu,
“ Oughhhhh… Hendrika, aku udah nggak powerful nihhh… Aghhhhh… ” ucapku agak lirih menyangga orgasme.

Namun gerakan Hendrika kian cepat dan sejumlah kali dia buka matanya tetapi tetap mengkulum dan tersiar suara-suara dari dalam mulutnya,
Uuaaaahhhhh racauku saat ku keluarkan Sperma ku ke dalam mulutnya Hendrika.

Ketika tersebut keadaan mobil kami saat tersebut sedikit tersentak oleh pijakan kaki kananku. Aku merasakan setiap air mani yang terbit dari dalam kejantananku sampai akhirnya habis. Hendrika tetap menjilati kejantananku dengan lidahnya. Dapat kurasakan lidahnya menyapu semua bagian kepala kejantananku. Oughhh, nikmat sekali rasanya. Setelah mencuci seluruh air maniku dengan lidahnya, Hendrika bergerak ke atas.

Kulihat dia, terlihat ada sejumlah air maniku menempel di sebelah kanan bibirnya dan pipi kirinya. Aku mulai bergerak membetulkan posisi dudukku, perlahan-lahan. Sambil tetap digenggamnya batang kejantananku yang telah lemas, Hendrika beranjak ke atas melumat bibirku, masih terasa air maniku. Sekian detik kami bercumbu dan aku memejamkan mata. Akhirnya Hendrika membereskan posisinya, kemudian dia duduk dan membereskan pakaiannya.

Saat tersebut aku-pun membereskan pakaianku sekedarnya. Aku kenakan celana panjangku tetapi tidak kumasukkan kemejaku. Beberapa hari sesudah itu, aku main ke kost Hendrika dan pada saat tersebut pula kami mengikat tali kasih. Awal bulan Maret kemudian Hendrika pulang dari Manado sesudah 2 minggu. Dia sedang di sana dan dia tidak pulang lagi bekerja di salon itu. Sekarang kami hidup bareng di suatu tempat di wilayah Grogol.

Kini Hendrika-pun diterima sebagai operator di di antara perusahaan penyedia jasa komunikasi handphone. Sedangkan aku tetap sebagai animator yang bekerja di suatu perusahaan di wilayah Kedoya namun aku mesti meninggalkan kostku. Setelah aku tinggal 1 kamar dengannya Hendrika mengakui selama bekerja di salon. Ia pernah melayani pelanggannya dan dia menceritakan bahwa seluruh pekerja yang bekerja di salon tersebut juga pekerja sexs.

Hendrika tidak memahami bagaimana asal mulanya. Hendrika sendiri tidak tahu apakah salon adalah sebuah kedok atau sexs ialah sebuah tambahan. Dia menuliskan bahwa guna mengajak terbit salah satu karyawati di situ. Seseorang mesti menunaikan di muka sebesar Rp 500.000. Rasanya Jakarta melulu milik kami berdua. Tiap malam sesudah mandi sepulang dari kerja atau setelah santap malam, kami mengerjakan hubungan cerita seks.

Entah hingga kapan seluruh ini akan selesai dan entah kapan kami bakal resmi menikah. Kami sungguh merasakan setiap hari yang bakal kami lalui dan sudah kami lalui bersama. Jujur saja aku tidak terlalu mempedulikan masa lalunya. Karena aku kian terbius oleh kesenangan cerita seks dan mataku seolah-seolah tertutup oleh rasa sayangku pada dia.
Share this games :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar